Merah muda adalah warna kesukaan anak saya sejak dia mengenal warna. Suatu malam saat dia sedang bercerita, dia menambahkan kuning sebagai warna faforit keduanya. Kapan warna ini menjadi kesukaannya? Apa yang menyebabkan dia merubah pendapatnya? Saya mengerti dia sedang bertumbuh, dan seringkali orang mengubah pemikiran mereka dalam berbagai hal. Mungkin ada penyebab yang tersamar dari setiap perubahan pikiran semacam itu.
Ya, ternyata dia punya alasan yang bagus untuk menambahkan warna kuning. Dia bercerita, saat dia sedang di kelas musik, guru musiknya mengatakan dia seperti crayon kuning yang bercahaya, secerah matahari. Ini adalah gambaran yang indah tentang anak saya, guru itu benar. Anak saya memang periang, dan dia memang seperti sinar matahari yang cerah.
Kata-kata punya kekuatan yang sangat besar. Pernyataan kecil yang dikatakan gurunya telah membuat anak saya begitu terinspirasi. Itu membuatnya menambahkan warna kuning ke dalam daftar warna favoritnya. Saya ragu dia akan dapat melupakan pujian gurunya. Ini membuat saya berpikir tentang kata-kata yang saya ucapkan. Apakah saya mengucapkan kata-kata yang baik, memberi semangat, memberi inspirasi, kepada orang lain? Firman Tuhan sangat jelas menyuruh kita untuk melakukannya.
"Perkataan mulut orang berhikmat menarik, tetapi bibir orang bodoh menelan orang itu sendiri" (Pengkotbah 10:12)
" Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia." (Efesus 4:29)
Di dalam dunia dimana kita hidup saat ini, kata-kata negatif sering sekali diucapkan. Waktu kecil saya pernah mendengar bahwa tongkat dan batu akan mengahancurkan tulang saya, tapi kata-kata tidak akan pernah menyakiti saya. Pernyataan itu tidak benar. Malah dalam kenyataannya, kata-kata mungkin tidak akan mengahancurkan tulang kita, tapi mereka jelas-jelas dapat merusak jiwa dan roh kita. Tuhan adalah Roh dan Kebenaran, maka dari itu bahkan kebenaranpun perlu disampaikan dalam kasih sesuai dengan Firman Tuhan.
Saat kita membutuhkan teguran, kata "JANGAN" dan "TIDAK" adalah kata yang tepat untuk peringatan dan koreksi. Tuhan menggunakan kata-kata ini dalam "Sepuluh Perintah Allah". Dua kata itu diucapkan untuk suatu alasan, disampaikan dengan kasih, untuk menjaga kita tetap aman dan berada dalam rencanaNya. Bagaimanapun juga, kata-kata negatif, diucapkan tanpa kasih, dan mungkin lebih berbahaya daripada luka secara fisik.
Kita bisa jatuh sakit atau patah tulang, tapi tubuh kita dapat secara alamiah mengalami pemulihan sampai kita sehat kembali. Kita dapat melupakan rasa sakit yang pernah kita rasakan, sama seperti ibu manapun dapat melupakan rasa sakit saat ia melahirkan anaknya. Kalaupun tidak, dia pasti akan mengingat kegembiraan luar biasa yang dia rasakan saat anaknya lahir. Di sisi lain, kita bisa mengingat kata-kata menyakitkan yang disampaikan kepada kita oleh seseorang yang kita cintai. Terkadang dibutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari kata-kata menyakitkan yang disampaikan dalam amarah dibandingkan dengan waktu yang dibutuhkan tubuh kita untuk sembuh secara fisik.
Alkitab penuh dengan kata-kata yang indah dan memberi semangat, janji-janji Tuhan yang membangkitkan iman bagi setiap kita. Dapatkah kita, yang telah diciptakan sesuai dengan gambarNya, mulai berkata-kata dalam kebenaran dan kasih satu sama lain? Keinginan saya adalah agar kata-kata yang keluar dari mulut saya dan ekspresi hati saya dapat menyenangkan Tuhan. Saya ingin mengucapkan kata-kata yang memberikan semangat dan inspirasi terhadap orang lain, sama seperti yang diucapkan guru musik kepada anak saya.
Warna kuning akan selalu menjadi warna favorit anak saya, warna dari sinar matahari, secerah kata-kata Tuhan bagi kita, yang membuat kita lebih HIDUP!